Kamis, 14 Juli 2011


Kenapa orang cenderung malas membahas topik asuransi jiwa?
Sesungguhnya mereka menghindari pembicaraan tentang asuransi karena berhubungan dengan hal-hal yang tidak mereka sukai. Wajar bukan? Jika kita- katakan- tidak suka dengan seorang artis, maka kita pasti enggan membicarakannya bukan. Mendengarkan namanya atau lagunya saja sudah mual rasanya perut ini hehehe…
Kematian, kecelakaan, cacat dan sakit. Kata-kata yang semoga saja kita tidak pernah mengalaminya. Semua orang mungkin membenci keadaan tersebut.
Sayangnya dengan bersikap demikian berarti mereka menghindari sebuah bagian vital daari sebuah perencanaan keuangan. Semua orang pasti meninggal bukan, dan 80% orang meninggal pasti melewati masa-masa kritis. Kecelakaan yang menyebabkan kecacatan dapat terjadi kapan saja, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Banyak kasus bermunculan dimana keluarga ditinggalkan menderita bertahun-tahun akibat sang pencari nafkah meninggal.


Kenapa banyak sekali orang yang tidak percaya dengan Asuransi Jiwa?
Setiap orang ingin pergi ke surga, tapi tidak seorangpun yang ingin mati, hanya sebuah peribahasa. Sebagai orang yang beragama tentunya kita harus yakin dan ikhlas bahwa semua orang pasti meninggal, bukan?
Orang pasti akan percaya dengan asuransi jika dia percaya bahwa keluarganya akan menerima sejumlah uang di saat-saat kritis. Permasalahannya adalah untuk mendapatkan proteksi itu kita mesti mengeluarkan sejumlah uang. Dan kita tidak mendapatkan apapun di saat kita membayarkan premi. Beda dengan pakaian atau makanan yang dapat kita pakai atau makan sesaat kita bayarkan uangnya di kasir.
Jadi pada saat orang tidak ingin mengeluarkan sejumlah uang untuk proteksi (yang belum tentu terasa akibatnya secara langsung), pada saat itulah dia akan mengeluarkan alasan bahwa dia tidak percaya dengan asuransi. Ironis sekali, karena dia akan mengorbankan kelangsungan kesejahteraan keluarganya jika dia tenyata sudah tidak dapat menghasilkan karena sakit kritis, kecelakaan atau bahkan meninggal.

Lalu kenapa pula kebanyakan orang menghindari agen asuransi jiwa?
Sebuah kenyataan bahwa asuransi jiwa adalah salah satu produk yang sangat sulit dijual, karena di dalamnya membahas hal-hal yang tidak diinginkan kejadiannya oleh konsumen. Karena kenyataan tersebutlah banyak pemasar asuransi terkadang menggunakan cara yang terlalu “memaksa” yang membuat jengkel pada konsumen. Dan naluri semua orang adalah tidak suka ditekan.
Akibat dari persepsi negatif ini adalah banyak keluarga yang ditinggal dalam keadaan finansial yang tidak terproteksi. Adalah hal penting untuk memisahkan ketidaksukaan terhadap PRODUK ASURANSI JIWA (dan kebutuhan mereka akan asuransi jiwa) atau ketidaksukaan terhadap AGEN PEMASARAN-nya.

Kenapa banyak orang yang merasa tidak memerlukan asuransi jiwa?
Sekali lagi ini adalah senuah persepsi yang sangat tidak menguntungkan tapi sudah berlaku umum, karena dipengaruhi oleh informasi baik dan buruk ; benar dan salah. Kebanyakan orang sebenarnya merasa tidak memerlukan asuransi dalam kondisi tidak mengerti konsep asuransi jiwa sendiri.
Karena kebanyakan pemberitaan mengenai asuransi jiwa adalah buruk, jadi ini yang membentuk opini publik dan kemudian tidak menyenangi asuransi jiwa. Agen yang menjengkelkan, buang-buang uang, mendoakan orang mati cepat, dan berbagai alasan lain yang dimunculkan yang sebenarnya bermuara pada ketidakmengertian akan konsep asuransi. Dan ini pulalah yang membentuk mindset bahwa mereka tidak perlu asuransi.
Cobalah untuk bijaksana untuk mengesampingkan berbagai persepsi negatif dan menilai terlebih dahulu secara netral manfaat asuransi jiwa. Apakah memang Anda benar-benar tidak membutuhkannya? Atau justru sangat membutuhkannya?

Kenapa banyak orang merasa tidak memiliki uang untuk asuransi jiwa?
Permasalahan uang disini sebenarnya bukan masalah memiliki atau tidak, melainkan apakah asuransi jiwa ditempatkan pada prioritas “belanja” atau tidak. Karena kompetisi dari produk atau investasi lainnya yang jelas lebih nyata akan membuat orang merasa asuransi bukan menjadi prioritas utama. Ini adalah prioritas utama yang “manfaat” belum akan Anda rasakan sekarang. Ingat pepatah lama : “jangan mulai menggali sumur ketika Anda sudah merasa haus, karena itu sudah menjadi sangat terlambat.”

Kenapa banyak orang ragu untuk mengasuransikan diri mereka?
Menunda memang karakter umum manusia. Dan kita tentu akan terus berusaha berpikir bahwa kita akan sehat selamanya. Pemikiran semacam itu yang akan mebawa orang untuk tetap mengulur-ulur waktu. Sampai pada waktunya kejadian yang mereka takutkan itu datang, sakit kritis misalnya, mereka baru akan bisa berpikir positif tentang asuransi.

Kenapa muncul persepsi umum bahwa bentuk investasi lain lebih menguntungkan dari asuransi jiwa?
Apabila Anda dapat menjamin kesejahteraan finansial kelaurga Anda dan menjamin bahwa Anda akan berumur panjang, mungkin produk asuransi akan menjadi produk yang lebih tidak menarik dibanding produk investasi lainnya. Fungsi utama asuransi adalah perlindungan finansial pada saat dibutuhkan, yakni pada saat orang meninggal atau menjadi cacat karena sakit kritis atau kecelakaan. Lagipula asuransi bukanlah produk investasi, jadi jangan berpikir untuk mencari untung dari asuransi.

Kenapa orang-orang kaya merasa tidak memerlukan asuransi?
Orang kaya biasanya memiliki harta yang banyak dalam bentuk harta tak bergerak, dan mereka justru sangat jarang “menebalkan” isi dompetnya dengan uang. Ketika seluruh harta tertanam di barang tak bergerak, maka kemungkinan uang tunai yang tersedia untuk membayarkan kebutuhan mendadak atau rekening medis yang mahal akan sangat kecil.
Asuransi jiwa akan melindungi saat kritis sehingga mereka tidak perlu melikuidasi aset mereka pada saat yang tidak tepat. Bayangkan jika Anda harus menjual mobil Anda untuk melunasi biaya rumah sakit, selain repot, mungkin Anda tidak akan mendapatkan harga jual yang terlalu baik karena semua dilakukan dengan buru-buru dan BU (butuh uang…hehe)

Kenapa banyak orang merasa bahwa asuransi jiwa hanya bagi orang kaya saja?
Justru kemungkinan mereka yang tidak perlu lagi karena mereka sudah punya “sesuatu” yang diwariskan buat keluarganya jika si kepala keluarga meninggal. Lalu bagaimana si “menengah”, jika untuk menyisihkan 10% dari penghasilan mereka saja sudah tidak sanggup, lalu bagaimana jika mereka kehilangan 100% dari pemasukan keluarga mereka?
“Penghasilan Anda dapat digunakan untuk membeli rumah baru apabila rumah Anda musnah ditelah api tanpa asuransi
“Penghasilan Anda dapat dipergunakan untuk menggantikan mobil apabila mobil Anda rusak tanpa asuransi”
“Dapatkah penghasilan Anda digantikan apabila Anda meninggal tanpa asuransi?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ILUSTRASI DANA PENDIDIKAN

ILUSTRASI DANA PENDIDIKAN
Silahkan isi form dibawah ini, kami akan follow up berupa Ilustrasi proposal

DANA PENDIDIKAN

DANA PENDIDIKAN
Perencanaan Masa Depan Pendidikan Anak + Proteksi Kesehatan
  • BIODATA ANAK

  • / /

    tgl/bln/thn

  • BIODATA ORANGTUA

  • / /

    tgl/bln/thn

  • Uraikan spesifikasi pekerjaan anda, misal : wiraswasta (pedagang, konsultan, dll)

  • Merokok dalam 12 bulan terakhir ?


  • (dalam pilihan periode diatas).

ILUSTRASI DANA PENSIUN

ILUSTRASI DANA PENSIUN
Silahkan isi form dibawah ini, kami akan follow up berupa Ilustrasi proposal

DANA PENSIUN

DANA PENSIUN / MODAL USAHA
Perencanaan Masa Depan + Proteksi Kesehatan
  • / /

    Tgl/Bln/Thn

  • Uraikan spesifikasi pekerjaan anda, misal : swasta harus ditulis detail ; pedagang, konsultan dll

  • Apakah anda merokok dalam 12 bulan terakhir ?

  • (dalam pilihan periode diatas)

Lisensi AAJI

Lisensi AAJI
Mohon maaf,demi keamanan, Nomor ID kami samarkan

Berdiri sejak tahun 1995, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) merupakan bagian dari Prudential plc, London, Inggris. Di Asia, Prudential Indonesia menginduk pada kantor regional Prudential Corporation Asia (PCA), yang berkedudukan di Hong Kong yang mengelola dana mencapai £340 miliar (Rp 4,782 triliun) per 31 Desember 2010. Dengan menggabungkan pengalaman internasional Prudential di bidang asuransi jiwa dengan pengetahuan tata cara bisnis lokal, Prudential Indonesia memiliki komitmen untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia.

Prudential Indonesia adalah pemimpin pasar dalam penjualan produk asuransi jiwa yang dikaitkan dengan investasi (unit link) pertamanya di tahun 1999. Sebagai pemimpin pasar, Prudential Indonesia selalu berusaha untuk menyediakan produkunit link yang dirancang untuk memenuhi dan melengkapi kebutuhan nasabahnya, dalam setiap tahap kehidupan, mulai dari usia kerja, pernikahan, kelahiran anak, pendidikan anak, dan masa pensiun.

Sampai dengan 31 Desember 2010, Prudential Indonesia memiliki 7 kantor pemasaran, yaitu di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Medan, dan Batam dan 219 kantor keagenan (termasuk di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Batam, dan Medan). Prudential Indonesia didukung oleh lebih dari 85.000 jaringan tenaga pemasaran berlisensi yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, dan melayani lebih dari 1.100.000 nasabah.

Beberapa penghargaan yang diterima Prudential Indonesia selama masa beroperasinya, termasuk di tahun 2011 sampai dengan bulan Januari:
  • Top Brand Award 2011 untuk kategori Asuransi Jiwa untuk kedua kalinya berturut-turut dari Majalah Marketing bekerja sama dengan Frontier Consulting Group.
  • Indonesia Most Favorable Brand in Social Media kategori asuransi dari majalah SWA, SITTI (Sistem Iklan Teknologi Teks Indonesia) dan OMG.
  • Digital Marketing Award 2010 untuk situs korporat dalam kategori asuransi jiwa dari majalah Digital Marketing bekerja sama dengan lembaga riset Survey One dari Marketing Group.
  • Indonesia’s Most Favorite Netizen Brand 2010 untuk kategori asuransi jiwa dari Marketeers bekerja sama dengan lembaga riset Mark Plus Insight.
  • Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) 2010 untuk kategori asuransi jiwa dari Majalah SWA bekerja sama dengan lembaga riset Frontier Consulting Group.
  • Cabang Asuransi Jiwa Syariah Terbaik 2010 untuk kategori perusahaan asuransi jiwa dengan aset di atas Rp100 miliar dalam ajang “Investor Best Syariah 2010” dari Majalah Investor.
  • Service Quality Award 2010. Menerima kualifikasi "Gold" untuk kategori “Life Insurance Services” dan kualifikasi "Diamond" untuk kategori “Health Insurance Services”. Penghargaan diberikan oleh Majalah Marketing bekerja sama dengan Carre-CSL.
  • Top Brand Award 2010 untuk kategori asuransi jiwa berdasarkan Top Brand Index 2010 dari Majalah Marketing bekerja sama dengan Frontier Consulting Group.
  • Marketeers Award: Greatest Brand of the Decade. Editor's Choice untuk kategori asuransi jiwa, sub kategori merek produk untuk PRUlink dari MarkPlus, Inc bekerja sama dengan komunitas Marketeers.
  • Indonesia’s Most Admired Company (IMAC) 2010 dari Majalah BusinessWeek Bloomberg sebagai “The Best in Building and Managing Corporate Image” untuk kategori asuransi jiwa.
  • Perusahaan Asuransi Jiwa Terbaik dalam ajang Investor Awards 2010 dari Majalah Investor untuk kategori aset lebih dari Rp10 triliun. Prudential juga berhasil mempertahankan trophy "Star Performer" karena telah memenangkan kategori ini selama 8 tahun berturut-turut.
  • Insurance Award 2010. Posisi teratas dalam kategori "Good Life Insurance" sub kategori modal lebih dari Rp 250 miliar dalam ajang Insurance Awards 2010 yang diselenggarakan oleh Majalah Media Asuransi.
  • The Best Islamic Life Insurance, The Most Expansive Insurance, dan The Most Profitable Investment dalam ajang Islamic Finance Award 2010 yang diselenggarakan oleh Karim Consulting. (www.prudential.co.id)





Misi Kami

"Menjadi perusahaan Jasa Keuangan Ritel terbaik di Indonesia, melampaui pengharapan para nasabah, tenaga pemasaran, staf dan pemegang saham dengan memberikan pelayanan sempurna, produk berkualitas, tenaga pemasaran profesional yang berkomitmen tinggi serta menghasilkan pendapatan investasi yang menguntungkan."

Empat Pilar Misi

Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Misi, PT Prudential Life Assurance memiliki Empat Pilar, yaitu fondasi yang merupakan dasar berdiri dan berkembangnya perusahaan serta yang membedakannya dengan perusahaan-perusahaan lain. Berikut ini adalah Empat Pilar:

  • Semangat untuk selalu menjadi yang terbaik
    Untuk memberikan yang terbaik dan memperbaiki kemampuan untuk mendapatkan hasil yang terbaik pula.
  • Organisasi yang memberikan kesempatan belajar
    Memberikan kesempatan kepada setiap orang di perusahaan untuk mendapatkan pengetahuan, keahlian dan pengembangan pribadi melalui berbagi training.
  • Bekerja sebagai suatu keluarga
    Bekerja bergandengan tangan sebagai satu keluarga besar memperlakukan satu sama lainnya dengan rasa hormat dan penuh kasih untuk menciptakan suasana penuh pengertian.
  • Integritas dan Keuntungan yang merata bagi semua pihak yang terkait dengan perusahaan. Komitmen untuk selalu memiliki integritas dalam setiap hal, menyediakan pelayanan terbaik untuk nasabah, menghargai setiap orang dengan adil berdasarkan nilai tambah bisnis, berkomunikasi dengan jelas dan memberikan pendapatan penghasilan yang baik ke setiap orang (tanpa diskriminasi).

Nilai-nilai Inti Kami

PT Prudential Life Assurance menjalankan "Core Values" (nilai-nilai inti) yang dikembangkan oleh Prudential Corporation Asia (PCA) sebagai panduan kepada setiap orang di perusahaan dalam bekerja.
  • Berinovasi dan menciptakan peluang - kita terus berinovasi dan menantang diri untuk menciptakan peluang.
  • Menunjukkan rasa peduli dan memahami - kita mengerti dan peduli akan kebutuhan dan harapan para karyawan, nasabah, agen, mitra kerja, dan para pemegang saham.
  • Bekerja sama - kita menegakkan keterbukaan, saling percaya, dan kerja sama tim di seluruh tingkatan organisasi.
  • Memberikan yang terbaik - kita memenuhi janji kita dan memberikan yang terbaik berdasarkan harapan yang jelas dari para stakeholders, sambil terus menjaga integritas kita di setiap waktu.

Kredo Kami:


"Hanya dengan mendengarkan, kami dapat memahami apa yang dibutuhkan masyarakat, dan hanya dengan memahami apa yang dibutuhkan masyarakat, kami dapat memberikan produk dan tingkat pelayanan sesuai dengan yang diharapkan.”